Untuk mencapai tujuan bisnis, seringkali perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi informasi atau information technology (IT) sebagai basis dalam menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam mengoptimalkan proses bisnisnya. Namun pada penerapannya, teknologi informasi memerlukan perencanaan yang strategis agar penerapannya dapat selaras dengan tujuan bisnisnya. Jika penerapan teknologi informasi tidak sesuai dengan arah bisnis perusahaan, maka hal inilah yang akan menimbulkan risiko.
Risiko yang timbul akibat penerapan teknologi informasi yang salah dapat menyebabkan proses bisnis yang berjalan tidak optimal, timbul pula kerugian financial, dan berbagai hal yang dapat merugikan perusahaan.
Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran terhadap risiko penerapan teknologi informasi bagi perusahaan. Penerapan ini berguna untuk mengetahui profil risiko teknologi informasi, analisa terhadap risiko, kemudian mengambil tindakan terhadap risiko tersebut sehingga tidak terjadi dampak-dampak yang nantinya akan timbul oleh risiko tersebut.
Nah dengan menawarkan Jasa IT Service di PT Spike Teknologi Indonesia yang pasti melindungi keamanan informasi bisnis kepunyaan Kamu, bertepatan dengan pencadangan yang telah otomatis jarak jauh.
Manajemen risiko teknologi informasi (IT risk management) merupakan suatu proses identifikasi kerentanan dan ancaman terhadap sumber daya informasi yang digunakan oleh sebuah perusahaan atau organisasi, yang dilakukan oleh manajer IT untuk mencapai tujuan bisnis, mengurangi risiko, dan menyeimbangkan pengeluaran dalam mencapai keuntungan dan melindungi teknologi informasi perusahaan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa macam hambatan umum terhadap data dan sistem teknologi informasi yang meliputi :
Adapun Proses dari Manajemen risiko IT Yaitu :
1. Mengidentifikasi Risiko
Perusahaan mengungkap, mengenali dan menggambarkan risiko yang mungkin mempengaruhi proyek.
2. Menganalisis Risiko
Ketika risiko sudah diidentifikasi, perusahaan menentukan kemungkinan dan konsekuensi dari setiap risiko yang ada. Perusahaan lalu mengembangkan sebuah pemahaman tentang sifat risiko dan potensi untuk mempengaruhi tujuan dan sasaran proyek .
3. Mengevaluasi Risiko
Perusahaan mengevaluasi risiko dengan menentukan besarnya risiko, yang merupakan kombinasi dari kemungkinan dan konsekuensi. Lalu perusahaan membuat keputusan apakah risiko itu dapat diterima atau tidak.
4. Memantau dan Mempertimbangkan Risiko
Ini adalah proses dimana perusahaan memantau setiap risiko yang ada untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Selain hambatan umum tersebut, dalam IT management juga mengelola hambatan kriminal terhadap teknologi informasi suatu perusahaan, antara lain yaitu :
- Hackers, yaitu orang-orang yang secara tidak sah menerobos masuk ke dalam sistem komputer.
- Fraud, yaitu penggunaan komputer untuk memanipulasi data untuk kepentingan yang melanggar hukum.
- Denial of service, yaitu serangan online yang membuat pengguna tidak dapat mengakses situs tertentu.
- Staff dishonesty, yaitu pencurian data atau informasi penting oleh karyawan internal perusahaan.
Jika manajemen risiko diatur dengan baik, proses akan terus menerus identifikasi masalah dan resolusi, maka sistem akan mudah melengkapi sistem lain. Ini termasuk organisasi, perencanaan dan penganggaran, dan kontrol biaya. Hal-hal yang tidak terduga akan berkurang karena penekanan akan menjadi manajemen yang proaktif dan bukan reaktif.
Alasan utama mengapa suatu perusahaan perlu untuk menerapkan proses manajemen risiko adalah untuk mendukung misi perusahaan dan melindungi aset dari perusahaan tersebut. Pada IT risk management, erat kaitannya dengan bagaimana implementasi security pada suatu perusahaan sehingga diperlukan pemahaman tentang proses bisnis organisasi dan kemungkinan risiko yang berdampak pada proses bisnis tersebut. Risk management akan sangat membantu manajemen perusahaan untuk menyeimbangkan antara dampak dari risk dan cost yang dibutuhkan untuk meminimalisir risiko tersebut.